Selasa, 11 November 2008

Analisis Struktur Modal Perusahaan Duta Pertiwi Tbk


Profil Perusahaan

PT Duta Pertiwi Tbk merupakan perusahaan yang berdiri sejak tanggal 29 Desember 1972. Perusahaan tersebut beralamat pada Gedung ITC Lantai 7 AND 8 Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta, telp (021) 6019788, fax 021 – 601 855. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), pengembang dengan diversifikasi usaha yang lengkap mulai dari proyek komersial berupa pengembangan sarana bisnis terpadu, perumahan, gedung perkantoran dan hotel, tercatat pada PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya sejak November 1994. Proyek komersial yang dimiliki tersebar pada daerah pusat bisnis Jakarta sedangkan proyek perumahan yang dikembangkan terletak strategis dekat dengan jalan lingkar luar Jakarta.

Analisis Struktur Modal Perusahaan


Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan.






Grafik di atas menunjukkan hubungan antara debt to equity ratio dan harga saham perusahaan dari tahun 2004 sampai 2007. Harga saham penutupan menunjukkan kekayaan perusahaan, dan dengan adanya debt to equity ratio dapat menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan apakah “sehat” atau tidak. Apabila DER ( debt to equity ratio ) suatu perusahaan kecil, hal tersebut menunjukkan keuangan perusahaan tersebut “sehat”. Sedangkan apabila DER suatu perusahaan besar, maka hal tersebut menunjukkan bahwa keadaan keuangan perusahaan itu “tidak sehat”.

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat apabila DER suatu perusahaan turun akan menyebabkan harga saham menjadi naik. Sebaliknya apabila DER suatu perusahaan naik, hal tersebut akan menyebabkan harga saham menjadi turun. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat, pada tahun 2004 DER perusahaan sebesar 8,42 % dan hal tersebut menyebabkan harga saham penutupan pada tahun 2004 menjadi sebesar Rp.800,- per lembar saham. Pada tahun 2005 terjadi perusahaan DER yaitu meningkat menjadi 10,83%, hal ini menyebabkan harga saham penutupan menurun menjadi Rp.650,- per lembar saham. Dan pada tahun 2007 DER perusahaan kembali menurun yaitu menjadi 8,10% dan menyebabkan harga saham penutupan meningkat menjadi Rp.930,- per lembar saham. Namun ada keanehan yang terjadi pada tahun 2006, DER perusahan pada tahun tersebut sebesar 9,74%, namun harga saham penutupan pada tahun tersebut malah meningkat menjadi Rp.970,- per lembar saham. Harga tersebut melebihi harga saham penutupan pada tahun 2004 dan 2007. Padahal DER pada tahun 2004 dan 2007 lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini dapat terjadi karena adanya kemungkinkan dipengaruhi oleh faktor – faktor lain, sehingga dapat menyebabkan harga saham penutupan menjadi meningkat meskipun tingkat DER perusahaan tersebut tinggi atau mengalami penaikan.

Debt Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.Berdasarkan data grafik di atas kita mengetahui bahwa dapat dilihat bahwa perusahaan Duta Pertiwi Tbk memiliki kemampuan yang cukup besar untuk memenuhi seluruh kewajibannya atau untuk membayar hutang. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah debt to equity ratio yang relatif stabil dari tahun 2004 sampai dengan 2007. Secara keseluruhan keadaan keuangan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi keputusan para investor yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal yang mendasari para investor untuk membeli perusahaan tersebut atau tidak adalah resiko bisnis yang terjadi pada perusahaan tersebut. Resiko bisnis yang tinggi menyebabkan investor enggan untuk membeli saham, namun bila resiko bisnis yang kecil akan menyebabkan para investor untuk mau membeli saham suatu perusahaan.


Kesimpulan

Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Berdasarkan data grafik di atas, secara keseluruhan keadaan keuangan perusahaan Duta Pertiwi Tbk dapat dikatakan cukup baik. Hal ini disebabkan karena debt to equity ratio dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 dapat dikatakan cukup stabil. Meskipun terjadi penaikan pada tahun 2005 perusahaan tetap memiliki kemampuan yang cukup besar untuk memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang – hutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pada tahun 2004 DER yang terjadi adalah sebesar 8,42% , pada tahun 2005 DER yang terjadi adalah sebesar 10,83%, sedangkan pada tahun 2006 dan 2007 DER yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah sebesar 9,74% dan 8,10 %. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa keadaan keuangan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik. Berdasarkan data grafik di atas juga dapat disimpulkan bahwa resiko bisnis yang dimiliki oleh perusahaan Duta Pertiwi Tbk selama periode 2004 – 2007 dapat dikatakan kecil. Hal ini ditunjukkan dengan debt to equity ratio yang cukup kecil. Sehingga dengan kecilnya resiko bisnis perusahaan tersebut menyebabkan para investor mau membeli saham perusahaan.