Selasa, 02 Desember 2008

Analisis Manajemen Modal Kerja Perusahaan Duta Pertiwi Tbk

Profil Perusahaan

PT Duta Pertiwi Tbk merupakan perusahaan yang berdiri sejak tanggal 29 Desember 1972. Perusahaan tersebut beralamat pada Gedung ITC Lantai 7 AND 8 Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta, telp (021) 6019788, fax 021 – 601 855. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), pengembang dengan diversifikasi usaha yang lengkap mulai dari proyek komersial berupa pengembangan sarana bisnis terpadu, perumahan, gedung perkantoran dan hotel, tercatat pada PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya sejak November 1994. Proyek komersial yang dimiliki tersebar pada daerah pusat bisnis Jakarta sedangkan proyek perumahan yang dikembangkan terletak strategis dekat dengan jalan lingkar luar Jakarta.

Analisis Manajemen Modal Kerja Perusahaan


Modal kerja yang secara umum diartikan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan operasi perusahaan. Karena itu pengelolaannya harus dilakukan dengan baik agar kegiatan perusahaan bisa berjalan dengan lancar sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan untuk memaksimatkan laba bisa tercapai. Pengelolaan modal kerja mencakup pengelolaan terhadap komponen-komponen harta lancar maupun hutang lancar perusahaan, seperti pengelolaan kas, persediaan, piutang dagang serta hutang dagang perusahaan.





Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan Net Working Capital yang sangat tajam pada tahun 2004 - 2005 yaitu dari Rp.316.836.218.466,- menjadi Rp.-305.166.987.009,- hal ini menunjukkan bahwa dana yang benar – benar tersedia untuk kegiatan operasional perusahaan sehari – hari menurun sangat tajam. Sedangkan pada tahun 2005 – 2007 terjadi peningkatan dana meskipun dalam keadaan minus atau kurang, yaitu sebesar Rp.-305.166.987.009,- menjadi Rp.-32.371.385.315,-. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pembiayaan tambahan yang melebihi biaya aktiva tetap akan dibutuhkan untuk mendanai kenaikan aktiva lancar.
Cash conversion cycle merupakan salah satu pengukuran dari WCM (working capital management) yang merupakan jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan sejak bahan baku yang dibeli dibayarkan hingga piutang usaha dari penjualan barang tertagih. Siklus ini terdiri dari periode konversi persediaan, piutang, dan hutang usaha. Perhitungan Cash Conversion Cycle dimulai dengan menambahkan rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutangnya/ Receivable Collection Period dengan Inventory Conversion Period dan kemudian dikurangkan dengan Payable Deferral Period.


Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa Cash Conversion Cycle pada tahun 2004 menunjukkan angka -1762,939 , artinya pada tahun 2004 PT. Duta Pertiwi Tbk. membutuhkan waktu -1762,939 hari sejak bahan baku yang dibeli dibayarkan hingga piutang usaha dari penjualan barang tertagih. Bagaimana perusahaan tersebut bisa mengurangi CCC-nya menjadi dibawah nol? Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya pengelolaan modal kerja yang agresif. Pada tahun 2005 perusahaan mengalami penurun CCC yang cukup fenomenal sebesar -2025,122. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah memiliki manajemen persediaan yang efektif. Hal tersebut dikarenakan Inventory Conversion Period menurun pada tahun 2004 sebesar 456, 774 hari menjadi 428,787 hari pada 2005. Sedangkan Payable Deferral Period mengalami kenaikan pada tahun 2004 sebesar 2232,894 hari menjadi 2473,112 hari pada tahun 2005.
Pada tahun 2006 dan 2007 nilai Cash Conversion Cycle terus mengalami peningkatan menjadi -1.001,151 hari dan -860,444 hari . Artinya, PT. Duta Pertiwi Tbk. menjadi kurang efisien karena pada tahun 2006 dan 2007, perusahaan membutuhkan waktu yang semakin lama sejak penggunaan dana sampai mendapatkan dana kembali. Hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2005 perusahaan memperoleh nilai Cash Conversion Cycle yang terkecil yang artinya pada tahun tersebut kinerja perusahaan paling efektif dibandingkan dengan ketiga tahun yang lain.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis modal kerja perusahaan Duta Pertiwi Tbk di atas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Modal kerja yang secara umum diartikan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan operasi perusahaan. Terjadi penurunan Net Working Capital yang sangat tajam pada tahun 2004 - 2005 yaitu dari Rp.316.836.218.466,- menjadi Rp.-305.166.987.009,- hal ini menunjukkan bahwa dana yang benar – benar tersedia untuk kegiatan operasional perusahaan sehari – hari menurun sangat tajam. Cash conversion cycle merupakan salah satu pengukuran dari WCM (working capital management) yang merupakan jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan sejak bahan baku yang dibeli dibayarkan hingga piutang usaha dari penjualan barang tertagih. Pada tahun 2005 perusahaan mengalami penurun CCC yang cukup fenomenal sebesar -2025,122. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah memiliki manajemen persediaan yang efektif.Pada tahun 2006 dan 2007 nilai Cash Conversion Cycle terus mengalami peningkatan menjadi -1.001,151 hari dan -860,444 hari . Artinya, PT. Duta Pertiwi Tbk. menjadi kurang efisien karena pada tahun 2006 dan 2007, perusahaan membutuhkan waktu yang semakin lama sejak penggunaan dana sampai mendapatkan dana kembali. Hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2005 perusahaan memperoleh nilai Cash Conversion Cycle yang terkecil yang artinya pada tahun tersebut kinerja perusahaan paling efektif dibandingkan dengan ketiga tahun yang lain.

Selasa, 11 November 2008

Analisis Struktur Modal Perusahaan Duta Pertiwi Tbk


Profil Perusahaan

PT Duta Pertiwi Tbk merupakan perusahaan yang berdiri sejak tanggal 29 Desember 1972. Perusahaan tersebut beralamat pada Gedung ITC Lantai 7 AND 8 Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta, telp (021) 6019788, fax 021 – 601 855. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), pengembang dengan diversifikasi usaha yang lengkap mulai dari proyek komersial berupa pengembangan sarana bisnis terpadu, perumahan, gedung perkantoran dan hotel, tercatat pada PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya sejak November 1994. Proyek komersial yang dimiliki tersebar pada daerah pusat bisnis Jakarta sedangkan proyek perumahan yang dikembangkan terletak strategis dekat dengan jalan lingkar luar Jakarta.

Analisis Struktur Modal Perusahaan


Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan.






Grafik di atas menunjukkan hubungan antara debt to equity ratio dan harga saham perusahaan dari tahun 2004 sampai 2007. Harga saham penutupan menunjukkan kekayaan perusahaan, dan dengan adanya debt to equity ratio dapat menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan apakah “sehat” atau tidak. Apabila DER ( debt to equity ratio ) suatu perusahaan kecil, hal tersebut menunjukkan keuangan perusahaan tersebut “sehat”. Sedangkan apabila DER suatu perusahaan besar, maka hal tersebut menunjukkan bahwa keadaan keuangan perusahaan itu “tidak sehat”.

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat apabila DER suatu perusahaan turun akan menyebabkan harga saham menjadi naik. Sebaliknya apabila DER suatu perusahaan naik, hal tersebut akan menyebabkan harga saham menjadi turun. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat, pada tahun 2004 DER perusahaan sebesar 8,42 % dan hal tersebut menyebabkan harga saham penutupan pada tahun 2004 menjadi sebesar Rp.800,- per lembar saham. Pada tahun 2005 terjadi perusahaan DER yaitu meningkat menjadi 10,83%, hal ini menyebabkan harga saham penutupan menurun menjadi Rp.650,- per lembar saham. Dan pada tahun 2007 DER perusahaan kembali menurun yaitu menjadi 8,10% dan menyebabkan harga saham penutupan meningkat menjadi Rp.930,- per lembar saham. Namun ada keanehan yang terjadi pada tahun 2006, DER perusahan pada tahun tersebut sebesar 9,74%, namun harga saham penutupan pada tahun tersebut malah meningkat menjadi Rp.970,- per lembar saham. Harga tersebut melebihi harga saham penutupan pada tahun 2004 dan 2007. Padahal DER pada tahun 2004 dan 2007 lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2006. Hal ini dapat terjadi karena adanya kemungkinkan dipengaruhi oleh faktor – faktor lain, sehingga dapat menyebabkan harga saham penutupan menjadi meningkat meskipun tingkat DER perusahaan tersebut tinggi atau mengalami penaikan.

Debt Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya.Berdasarkan data grafik di atas kita mengetahui bahwa dapat dilihat bahwa perusahaan Duta Pertiwi Tbk memiliki kemampuan yang cukup besar untuk memenuhi seluruh kewajibannya atau untuk membayar hutang. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah debt to equity ratio yang relatif stabil dari tahun 2004 sampai dengan 2007. Secara keseluruhan keadaan keuangan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi keputusan para investor yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal yang mendasari para investor untuk membeli perusahaan tersebut atau tidak adalah resiko bisnis yang terjadi pada perusahaan tersebut. Resiko bisnis yang tinggi menyebabkan investor enggan untuk membeli saham, namun bila resiko bisnis yang kecil akan menyebabkan para investor untuk mau membeli saham suatu perusahaan.


Kesimpulan

Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Berdasarkan data grafik di atas, secara keseluruhan keadaan keuangan perusahaan Duta Pertiwi Tbk dapat dikatakan cukup baik. Hal ini disebabkan karena debt to equity ratio dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 dapat dikatakan cukup stabil. Meskipun terjadi penaikan pada tahun 2005 perusahaan tetap memiliki kemampuan yang cukup besar untuk memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang – hutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pada tahun 2004 DER yang terjadi adalah sebesar 8,42% , pada tahun 2005 DER yang terjadi adalah sebesar 10,83%, sedangkan pada tahun 2006 dan 2007 DER yang terjadi pada perusahaan tersebut adalah sebesar 9,74% dan 8,10 %. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa keadaan keuangan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik. Berdasarkan data grafik di atas juga dapat disimpulkan bahwa resiko bisnis yang dimiliki oleh perusahaan Duta Pertiwi Tbk selama periode 2004 – 2007 dapat dikatakan kecil. Hal ini ditunjukkan dengan debt to equity ratio yang cukup kecil. Sehingga dengan kecilnya resiko bisnis perusahaan tersebut menyebabkan para investor mau membeli saham perusahaan.

Minggu, 21 September 2008

Analisis Kondisi Saham Perusahaan Duta Pertiwi Tbk

Profil Perusahaan

PT Duta Pertiwi Tbk merupakan perusahaan yang berdiri sejak tanggal 29 Desember 1972. Perusahaan tersebut beralamat pada Gedung ITC Lantai 7 AND 8 Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta, telp (021) 6019788, fax 021 – 601 855. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), pengembang dengan diversifikasi usaha yang lengkap mulai dari proyek komersial berupa pengembangan sarana bisnis terpadu, perumahan, gedung perkantoran dan hotel, tercatat pada PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya sejak November 1994. Proyek komersial yang dimiliki tersebar pada daerah pusat bisnis Jakarta sedangkan proyek perumahan yang dikembangkan terletak strategis dekat dengan jalan lingkar luar Jakarta.

Analisis Kondisi Saham Perusahaan










o Rerata pada saat harga pembukaan
Rerata pada saat harga pembukaan merupakan rata-rata dari keseluruhan harga saham perusahaan saat pembukaan selama periode tertentu. Berdasarkan data harga saham pembukaan yang telah diketahui maka dapat diperoleh rerata harga saham pembukaan PT Duta Pertiwi Tbk yaitu sebesar Rp.985,132.
o Rerata pada saat harga penutupan
Rerata pada saat harga penutupan merupakan rata-rata dari keseluruhan harga saham perusahaan saat penutupan selama periode tertentu. Berdasarkan data harga saham penutupan yang diketahui, maka dapat diperoleh rerata harga saham penutupan PT Duta Pertiwi Tbk yaitu sebesar Rp.986,382.
o Standar Deviasi pada saat harga pembukaan
Berdasarkan data harga saham saat pembukaan PT Duta Pertiwi Tbk selama periode 2 Januari 2008 sampai dengan 12 September 2008 dapat diperoleh standar deviasi yaitu sebesar 1,351.
o Standar Deviasi pada saat harga penutupan
Demikian pula dengan standar deviasi pada saat harga penutupan hampir sama dengan standar deviasi pada saat harga pembukaan. Berdasarkan data harga saham saat penutupan PT Duta Pertiwi Tbk selama periode tersebut standar deviasi yang terjadi adalah sebersar 1,352.
o Harga tertinggi
Berdasarkan data harga saham PT Duta Pertiwi Tbk selama periode 2 Januari 2008 sampai dengan 12 September 2008 harga saham tertinggi mencapai Rp.1200 per lembar.
o Harga terendah
Berdasarkan data tersebut juga dapat diketahui harga terendah dari harga saham PT Duta Pertiwi Tbk selama periode tersebut yaitu sebesar Rp.700 per lembar.

• Rerata volume perdagangan harian
Berdasarkan data harga saham selama periode 2 Januari 2008 sampai dengan 12 September 2008 PT Duta Pertiwi Tbk mampu menjual saham sebanyak 9.477.500 lembar saham dengan rerata volume perdagangan harian sebesar 62.351,98 lembar.

• Analisis grafik pergerakan harga saham dan volume perdagangan
Pergerakan saham pada PT. Duta Pertiwi dapat dilihat dari grafik harga pembukaan saham, harga penutupan saham serta volume perdagangan harian saham.




Berdasarkan data grafik di atas maka diperoleh informasi bahwa selama periode 2 Januari 2008 sampai dengan 12 September 2008 harga saham pada saat pembukaan yang diperdagangkan oleh perusahaan mengalami fluktuasi, yang pada awal periode harga pembukaan sedikit demi sedikit mengalami peningkatan, namun pada bulan Juni hingga akhir periode mengalami penurunan, namun pada tanggal 14 dan 15 agustus mengalami kenaikan kembali.




Berdasarkan grafik harga saham pada saat penutupan di atas menunjukkan hal yang hampir sama dengan harga saham pada saat pembukaan. Selama periode tersebut harga saham pada saat penutupan tidak jauh berbeda dengan harga saham pada saat pembukaan. Perbedaan yang terjadi hanya sebagian kecil saja, sehingga hal tersebut juga menyebabkan grafik yang dihasilkan juga hampir menyerupai dengan grafik dari harga saham pada saat pembukaan. Berdasarkan grafik di atas harga saham pada saat penutupan juga mengalami penurun pada 6 Juni 2008 hingga akhir periode, namun pada tanggal 14 dan 15 agustus mengalami kenaikan kembali.


Berdasarkan data grafik di atas dapat dilihat yaitu selama periode 2 Januari 2008 sampai dengan 12 September 2008 PT Duta Pertiwi Tbk mampu menjual saham sebanyak 9.477.500 lembar saham dengan rerata volume perdagangan harian sebesar 62.351,98 lembar. Namun berdasarkan data secara keseluruhan penjualan saham perusahaan selama periode tersebut dapat dikatakan kurang baik, karena dari waktu ke waktu penjualan saham mengalami fluktuasi yang semakin menurun. Bahkan pada akhir-akhir periode yaitu mulai dari 12 Juni 2008 hingga akhir periode hampir seluruhnya tidak terdapat perdagangan saham sama sekali atau 0 ( nol ). Tentu hal tersebut dapat berpengaruh terhadap perkembangan atau pertumbuhan perusahaan yang bersangkutan. Dengan adanya keadaan yang demikian maka pertumbuhan perusahaan akan tidak dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan ketiga grafik di atas menunjukan bahwa pergerakan harga saham dan volume perdagangan PT Duta Pertiwi Tbk mengalami penurunan dan hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya saham yang diperdagangkan selama bulan-bulan terakhir selama periode tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada penurunan dari pemegang saham untuk kembali berinvestasi pada PT Duta Pertiwi Tbk. Sehingga hal ini jelas akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan dari perusahaan tersebut

Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas dapat dilihat bahwa pergerakan harga saham dan volume perdagangan harian PT Duta Pertiwi Tbk pada bulan-bulan terakhir mengalami penurunan, bahkan selama waktu tersebut tidak terdapat penjualan sama sekali. Selain itu standar deviasi yang tinggi menyebabkan para pemegang saham menjadi enggan untuk berinvestasi terhadap perusahaan tersebut. Sehingga apabila hal tersebut masih berlanjut akan memungkin perusahaan tersebut tidak dapat berkembang dengan baik.

Minggu, 07 September 2008

Analisis Kondisi Keuangan Perusahaan Duta Pertiwi

Nama Perusahaan : Duta Pertiwi Tbk
Alamat Kantor : Gedung ITC Lantai 7 AND 8 Jalan Mangga Dua Raya,
Jakarta. Telp (021) 6019788, Fax. 021 – 601 855
Berdiri Sejak : 29 Desember 1972
No NPWP : 01.314.094.2-901.000
Klasifikasi : Properti dan Real Estate
Status : Company Listing


1. Aspek Likuiditas
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode 2004 – 2007 maka diperoleh hasil perhitungan dari aspek likuiditas yaitu sebagai berikut:

LIQUIDITY
2004 2005 2006 2007
Current Ratio
1,126 0,874 0,820 0,985
Quick Ratio/Acid Test Ratio
0,678 0,443 0,394 0,479
Cash Ratio
0,118 0,189 0,127 0,221

Berdasarkan data di atas, likuiditas perusahaan yang diukur dengan current ratio, quick ratio, dan cash ratio telah terjadi perubahan dari tahun ke tahun. Ada penurunan yang cukup tajam dalam current ratio dan quick ratio dari tahun 2004 ke 2006, namun rasio-rasio tersebut mulai membaik dalam periode 2007. Sedangkan untuk cash ratio relatif stabil dan bahkan membaik selama periode tersebut, meskipun terdapat penurunan rasio pada tahun 2006.

2. Aspek Leverage
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode 2004 – 2007 maka diperoleh hasil perhitungan dari aspek leverage yaitu sebagai berikut:
EFFICIENCY
2004 2005 2006 2007
Average Collection Period
13,181 19,203 16,487 10,099
Account Receivables Turnover
27,691 19,007 22,139 36,140
Total Asset Turnover
0,191 0,193 0,243 0,282
Inventory Turnover
0,365 0,342 0,428 0,605
Fixed Asset Turnover
0,480 0,358 0,481 0,544

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat perubahan aspek leverage selama periode 2004 – 2007. Selama periode tersebut, average collection period mengalami penurunan yang cukup tajam pada tahun 2005, namun berangsur membaik dan meningkat cukup tinggi pada tahun 2006 dan 2007. Keadaan sebaliknya terjadi pada account receivables turnover, pada tahun 2005 mengalami kenaikan namun langsung mengalami penurunan pada tahun 2006 dan 2007. Sedangkan pada komponen total asset turnover, inventory turnover dan fixed asset turnover relatif stabil selama periode tersebut.


3. Aspek Efisiensi
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode 2004 – 2007 maka diperoleh hasil perhitungan dari aspek efisiensi yaitu sebagai berikut:
LEVERAGE
2004 2005 2006 2007
Debt Ratio
2,99% 3,70% 3,56% 3,09%
Equity Ratio
35,61% 34,20% 36,54% 37,92%
Debt to Equity Ratio
8,42% 10,83% 9,74% 8,10%

Berdasarkan data di atas, aspek efisiensi perusahaan diukur dengan menggunakan debt ratio, equity ratio dan debt to equity ratio. Ketiga rasio tersebut mengalami perubahan yang berbeda – beda selama periode 2004 – 2007. Debt ratio selama periode tersebut perubahannya relatif stabil. Sedangkan equity ratio pada tahun 2005 mengalami penurunan, namun berangsur membaik dan mengalami peningkatan selama tahun 2006 dan 2007. Keadaan sebaliknya terjadi pada debt to equity ratio selama periode 2004 – 2005 mengalami kenaikan, namun pada tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan. Namun secara keseluruhan selama periode tersebut aspek efisiensi perusahaan dapat dikatakan cukup baik dan relatif stabil selama periode 2004 – 2007.


4. Aspek Profitabilitas
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode 2004 – 2007 maka diperoleh hasil perhitungan dari aspek profitabilitas yaitu sebagai berikut:



PROFITABILITY
2004 2005 2006 2007
Operating Profit Margin
12,46% 12,34% 9,98% 11,76%
Net Profit Margin
6,63% 6,83% 6,62% 4,62%
Operating Income Return on Investment
2,38% 2,38% 2,43% 3,32%
Times Interest Earned Ratio
0,934 0,638 0,669 0,876
Return on Equity (ROE)
8,59% 8,77% 10,51% 8,49%
Return on Assets (ROA)
2,38% 2,38% 2,43% 3,32%
Earnings Per Share (EPS)
17,607 17,965 21,533 17,398


Berdasarkan data di atas, aspek profitabilitas perusahaan yang diukur berdasarkan operating profit margin, net profit margin, operating income return on investment, times interest earned ratio, return on equity (ROE), return on assets (ROA) dan earnings per share (EPS). Pada operating profit margin selama periode 2004 – 2007, perubahan yang terjadi relatif stabil, meskipun terdapat penurunan pada tahun 2006. Pada net profit margin perubahan yang terjadi selama periode tersebut juga cukup baik dan relatif stabil. Kemudian pada operating income return on investment dan ROA selama periode 2004 – 2007 cukup baik, karena perubahannya stabil dan pada tahun 2007 terdapat kenaikan. Dan pada ROE dapat dikatakan baik karena selama periode tersebut perubahannya juga stabil, dan bahkan pada tahun 2006 terdapat kenaikan. Sedangkan pada times interest earned ratio selama periode 2004 – 2007 perubahan yang terjadi stabil dari waktu ke waktu. Dan perubahan yang terjadi pada earnings per share selama periode tersebut juga dapat dikatakan stabil dan terdapat kenaikan pada tahun 2006. Secara kesuluruhan dari aspek profitabilitas perusahaan selama periode 2004 – 2007 dapat dikatakan baik.

Sabtu, 30 Agustus 2008

Pengertian Devisa Dan Manfaatnya


Devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional. Devisa terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh hampir semua negara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling Inggris), emas, surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, dan lainnya.

Pada dasarnya devisa dapat berfungsi sebagai :

  1. Alat pembayaran luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan seterusnya).
  2. Alat pembayaran utang luar negeri.
  3. Alat pembiayaan hubungan luar negeri, misalnya perjalanan dinas, biaya korps diplomatic kedutaan dan konsultan, serta hibah (hadiah, bantuan) luar negeri.
  4. Sebagai sumber pendapatan negara.

Alasan kelompok kami memilih devisa karena devisa memiliki manfaat yang cukup besar bagi suatu negara, sehingga hal tersebut juga memotivasi kami untuk berusaha menjadi sesuatu yang penting dan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak seperti manfaat dari devisa itu sendiri.